Cara Budidaya Jamur Merang
JAMUR, dalam sejarah telah dikenal sebagai makanan sekitar semenjak tiga ribu tahun yang lalu, dimana jamur menjadi makanan khusus buat raja Mesir yang kemudian bermetamorfosis makanan Istimewa bagi masyarakat umum alasannya yaitu rasanya yang enak. Di Cina, pemanfaatan jamur sebagai materi obat-obatan sudah dimulai semenjak dua ribu tahun silam.
Jamur merang merupakan jenis jamur yang pertama kali sanggup dibudidayakan secara komersial. Di Cina jamur merang mulai dibudidayakan semenjak pertengahan kurun 17, dan di Indonesia tumbuhan ini diperkirakan mulai dibudidayakan sekitar tahun 1950-an. Sebenarnya Jamur merang tidak kalah terkenal dengan Jamur Tiram. Jamur Merang telah banyak di konsumsi sebagian besar warga indonesia. memang jamur merang perospeknya kurang begitu menguntungkan dinadingkan dengan Budidaya Jamur tiram yang telah banyak dibudidayakan oleh banyak kalangan. Dengan sedikitnya para pembudidaya jamur merang ini tidak ada salahnya kita mencoba membudidayakannya, sebagai peluang perjuangan yang menguntungkan. Karena kini ini telah banyak di temuai banyak sekali jenis makanan yang dihasilkan dari jamur merang. Sebut saja sate jamur, jamur goreng tepung, sup jamur, pepes jamur, keripik jamur, dan banyak jenis makanan olahan lain dari jamur, kini menjadi daftar sajian utama di restoran-restoran yang menyediakan sajian khusus vegetarian. Di restoran dan rumah makan umum pun, sajian serbajamur kini semakin banyak ditemui.
Langkah-langkah yang harus dilakukan dalam Budidaya Jamur Merang (Jamur Jerami) merupakan serangkaian kegiatan, mulai dari seleksi kultur jamur, kompos, pemeliharaan atau perawatan pertumbuhan, dan pemanenan.
Gambaran dasar dan hal yang harus disiapkan sebelum Berbudidaya Jamur Merang.
1. Lahan harus niscaya cukup luas (untuk satu kubung kawasan penanaman perlu +/- lahan 5×12 m)
2. kapasitas satu kubung untuk satu siklus tanam (+/-) satu bulan antara 300 s.d. 400 kg jamur. Idealnya bila kita pingin panen tidak terputus dan tenaga kerja sanggup efisien kita harus mempunyai paling tidak 6 s.d 8 kubung.
3. Lokasi harus bersahabat dengan materi baku, terutama Merang/ jerami / batang padi sisa panen padi
4. Sumber air harus cukup bagus.
5. Diusahakan jauh dari pemukiman warga, alasannya yaitu ada amis tidak sedap diantara proses vermentasi/ pembusukan jerami/merang.
6. Untuk proses sterilisasi dan penguapan ruang sebelum penyebaran bibit, dikala itu saya menghabiskan rata-rata 120 liter minyak tanah dalam waktu +/- 12Jam
7. Bahan baku lain yang harus diperhatikan limbah kapuk kapas (bukan kapas sintetis) alasannya yaitu konsumsinya cukup banyak juga setiap siklusnya.
I. Pembuatan Kumbung
A. Penentuan Lokasi :
1. Sumber jerami
2. Sumber air
3. Jalan
2. Sumber air
3. Jalan
B. Persyaratan Kumbung :
- Dinding dalam dan atas memakai plastik polyetilen.
- Dinding luar memakai sterofoam.
- Kumbung lebih baik ditempat
C. Perbedaan kumbung :
- Kumbung atas lancip : bila panas maka uap akan mengalir ke samping. Digunakan untuk kumbung yang mempunyai satu rak ditengah.
- Kumbung atas datar : uap air akan jatuh ketengah-tengah kumbung. Digunakan untuk kumbung yang mempunyai dua rak
1. Jerami
2. Kapur CaCO3
3. Dedak
4. Limbah kapas
2. Kapur CaCO3
3. Dedak
4. Limbah kapas
a) Jerami mengandung :
- Lignin
- Selulosa
- Silicca
b) Alternatif jerami :
- Alang-alang
- Eceng gondok
- Batang jagung
- Kelaras pisang
c) Alternatif limbah kapas :
- Hampas sagu
- Hampas tahu
- Hampas tempe
- Hampas kapuk
III. Pembuatan Kompos
1. Lapisan atas : kompos kapas
2. Lapisan bawah : kompos jerami
2. Lapisan bawah : kompos jerami
IV. Memasukkan Kompos
1. ±10 hari kompos jerami masuk kumbung, simpan setinggi ±40 cm/rak.
2. Lapisi ± 0,5 cm kompos kapas yang telah dikompos selama 1 bulan.
3. Pasteurisasi hingga suhu 70°C, pertahankan 4-5 jam.
4. Penanaman dilakukan bila suhu < 40°C.
2. Lapisi ± 0,5 cm kompos kapas yang telah dikompos selama 1 bulan.
3. Pasteurisasi hingga suhu 70°C, pertahankan 4-5 jam.
4. Penanaman dilakukan bila suhu < 40°C.
V. Pasteurisasi / Steam
1. Lantai kumbung dibersihkan.
2. Peralatan untuk wadah penanaman bibit harus disertakan dalam pasteurisasi.
3. Semua ruang tertutup.
4. Drum pasteurisasi diisi penuh, salurkan pipa ke dalam kumbung.
5. Setelah mencapai 70°C (biasanya sehabis 7-8 jam). Suhu dipertahankan selama 4-5 jam
6. Penanaman bibit dilakukan sehabis istirahat 1 hari.
Catatan : - bila penyeteaman tidak matang, maka jendela harus dibuka supaya amoniak keluar.2. Peralatan untuk wadah penanaman bibit harus disertakan dalam pasteurisasi.
3. Semua ruang tertutup.
4. Drum pasteurisasi diisi penuh, salurkan pipa ke dalam kumbung.
5. Setelah mencapai 70°C (biasanya sehabis 7-8 jam). Suhu dipertahankan selama 4-5 jam
6. Penanaman bibit dilakukan sehabis istirahat 1 hari.
- bila penyeteman matang, maka jendela ditutup saja.
Cara Pembibitan Jamur Merang :
1. Cari jamur payung di peranian bibit jamur merang
2. Potong-potong jamur, payungnya saja kemudian masukkan dalam panci siramlah air hangat supaya steril
3. Aduk debu sekam, sekam mentah dan irisan jamur dicampur air higienis dengan banyak irisan 3/4 Kg. Tutup rapat pada kawasan teduh selama 2-4 hari
4. Setelah 2-4 hari dibuka tutupnya akan terlihat serabut benang putih menyerupai sarang laba-laba. Apabila tidak terlihat serabut putih berarti gagal.
VI. Penanaman Bibit
1. pH diusahakan mencapai 7 / netral.
2. Peralatan untuk penanaman yang telah di pasteurisasi disiapkan untuk diisi bibit.
3. Bibit log dihancurkan supaya lembut. ( 1 log untuk 1m2)
4. Bibit ditabur pada 2/3 media dari tinggi media / tengahnya tidak di tabur.
5. Bibit sempilan di tanam di bawah media gulungan sebanyak 2 kawasan tanam.
6. Bisa juga dibentuk alas di tiang danditanami bibit.
2. Peralatan untuk penanaman yang telah di pasteurisasi disiapkan untuk diisi bibit.
3. Bibit log dihancurkan supaya lembut. ( 1 log untuk 1m2)
4. Bibit ditabur pada 2/3 media dari tinggi media / tengahnya tidak di tabur.
5. Bibit sempilan di tanam di bawah media gulungan sebanyak 2 kawasan tanam.
6. Bisa juga dibentuk alas di tiang danditanami bibit.
7. Hari I : penanaman dilakukan sore hari.
8. Hari II : pertumbuhan miselium diperhatikan.
9. Hari III : - Bila bibit telah keluar miselium, maka eksklusif disiram.
- Bila bibit belum tumbuh, maka penyiraman dilakukan hari ke 4.
- Penyiraman bibit dilakukan pada tengah hari ± pkl 13.00
10. Hari IV : mulai hari ke 4, pintu & jendela dibuka antara pkl 06.00-06.15.
11. Hari V : jendela dibuka 15°. Pintu di buka pkl 00.00 selama ½ jam.
12. Hari VI : jendela di buka 30 °.
13. Hari VII : jendela di buka 45°.
14. Hari VIII : jendela di buka 60-90° / bila jamur tumbuh besar.
15. Panen selanjutnya jendela dibuka terus hingga selesai.
VII. Pemeliharaan Media Budidaya
1. Penyiraman dilakukan 3 atau 4 hari sehabis tanam. Untuk mengubah masa vegetatif menjadi masa generatif. Karena penyiraman dilakukan pada siang hari sehingga jamur menjadi stress dan mengubah fase tanam.
2. Temperatur ruangan 34-36°C.
3. Temperatur media 34- 38°C.
4. Bila temperatur media mencapai 38°C atau lebih maka akan tumbuh cendawan Monilia,
tumbuh antara hari ke V – VIII.
3. Temperatur media 34- 38°C.
4. Bila temperatur media mencapai 38°C atau lebih maka akan tumbuh cendawan Monilia,
tumbuh antara hari ke V – VIII.
VIII. Panen
1. Ciri jamur siap tanam :
- Bila masih ada tonjolan , panen dilakukan keesokan harinya.
- Bila bundar sudah merata , jamur siap panen.
2. Cara panen jamur :
- Lebih baik tidak memakai kuku tangan, tetapi memakai pisau yang telah disterilkan.
- Tinggalkan / sisakan sedikit pangkal buah jamur yang di panen.
- Media dilarang terangkat.
3. Penyebab menurunnya kualitas jamur merang (bercak-bercak):
- Pasteurisasi tidak matang
- Dedak tidak matang
4. Penyebab jamur pecah :
- Suhu terlalu tinggi
- Terlambat waktu panen.
Semoga Bermanfaat.,.,.
0 Response to "Cara Budidaya Jamur Merang"
Posting Komentar