Cara Budidaya Ikan Jaelawat
Cara Budidaya Ikan Jaelawat
Ikan Jelawat (Leptobarbus hoeveni) mertupakan ikan orisinil Indonesia yang terdapat dibeberapa sungai di kawasan Sumatra dan Kalimantan. Meskipun pemeliharaan ikan jelawat sudah usang dilakukan namun kurang nya ketenaran jenis ikan ini dan pasokan benih sepenuhnya masih mengandalkan hasil penangkapan dari perairan umum yang dilakukan pada animo hujan. Melihat aspek kebutuhan benih yang masih mengandalkan alam maka penguasaan teknologi pembenihan jenis ikan ini merupakan upaya yang pelu diaktifkan. Ikan jelawat tidak setenar ikan lele, ikan mas dan nila. Ini wajar, alasannya ikan ini tidak ditemukan di setiap daerah, atau hanya di kawasan asalnya, ialah Sumatra, terutama Jambi dan kawasan sekitarnya, serta Kalimantan. Budidaya ikan jelawat perlu dikembangkan. Karena ikan yang berjulukan latin Leptobarbus hoevenii ini juga tetap dicari orang, terutama orang-orang yang pernah mencicipi dagingnya. Namun, ikan jelawat sangat terkenal di Malaysia sebagai ikan hias. Sementara ikan yang sudah besar dipakai sebagai ikan konsumsi. Ikan ini bersifat omnivore yang cenderung herbivore. Untuk budidaya ikan jelawat, pakannya sanggup berupa pelet dan sedikit sayuran menyerupai selada air atau bayam. Sekilas wacana budidaya ikan jelawat: Penyuntikan pada induk betina dilakukan dua kali, ialah 0,3 ml/kg dan 0,6 ml/kg dengan interval waktu sekitar 7 jam. Telur yang dihasilkan cukup banyak, sanggup mencapai 100.000 butir untuk setiap induk seberat 1,5 kg. Aduk merata telur dan sperma dengan memakai bulu ayam atau kuas halus. Agar semua telur sanggup terbuahi dengan sperma, sebaiknya perbandingan jantan dan betina 3 : 2. Selanjutnya, basuh telur tersebut dengan air bersih. Telur yang sudah higienis siap untuk ditetaskan. Penetasan telur dilakukan dalam wadah penetasan berbentuk yang corong dibentuk dari kain atau materi halus. Wadah ini diletakkan dalam kolam penetasan. Air akan dialirkan dari tetas corong selama telur ditetaskan. Telur yang mengumpul sulit atau tidak akan menetas. Penggantian air sanggup dilakukan dengan cara penyifonan secara hati-hati. jumlah air yang diganti cukup setengahnya saja. Pembesaran jelawat sanggup dilakukan dalam kolam sehabis berumur 30 hari.
Metode dan Cara Pembenihan Ikan Jelawat : Pematangan Gonad - Induk dipelihara dalam kolam khusus berukuran 500-700 m2 penebaran 0,1-0,25 kg/m2
- Selama pemeliharaan, induk ikan dibi pakan pelet dengan kandungan protein 25-28%
- Pakan diberikan sebanyak 3 % dari berat tubuh dengan frekwensi 2-3 per hari
- Selain pelet diberikan juga pakan berupa hijauan menyerupai daun singkong secukupnya
- Lama pemeliharaan induk lebih kurang 8 bulan
- Induk yang siap pijah diperoleh dengan cara seleksi
Pemijahan Pemijahan jelawat sanggup dilakukan scara alami dan buatan. Dalam paket teknologi ini dilakukan pemijahan buatan. - Induk terseleksi perlu diberok selama satu hari
- Penyuntikan hormon HCG dan kelenjar hipofisa terhadap induk betina dilakukan 2 kali
- Penyuntikan I (PI) : 1 takaran kelenjar hipofisa ditambah 200 IU HCG per induk betina
- Penyuntikan II (PII) : 2 takaran kelenjar hipofisa ditambah 300 IU per induk betina
- Selang waktu antara PI dan PII, 5-6 jam
- Ovulasi terjadi antara 10-1 jam dari PI
- Telur dan sperma dikeluarkan dengan cara diurut
- Pembuahan telur dilakukan dengan mencampurkan sperma dan telur di bejana plastik
- Jika telur telah mengembang siap untuk disimpan dalam wadah penetasan
Penetasan - Padat tebar 400-500 butir telur per liter
- Selama penetasan air harus dijaga kialitasnya (O2 4-8 ppm; pH 7,0-8,0; T:25-28 derajat C)
- Pada suhu air 25-28 derajat C telur akan menetas 18-4 jam setekah pembuahan
Pemeliharaan Larva - Larva dipelihara pribadi ditempat penetasan telur
- Cangkang dan telur yang tidak menetas dibersihkan secara penyiponan
- Hari ke 3 larva diberikan pakan Naupil Artemia (yang gres menetas) secukupnya
- Pemberian pakan 3 kali sehari (pagi, siang ,sore)
- Hari ke 7 sehabis menetas benih ikan siap untuk didederkan di kolam
Pendederan - Persiapan kolam mencakup pengeringan 2-3 hari, perbaikan pematang, pembuatan kanal tengah (kamalir) dan pemupukan dengan pupuk kandung sebanyak 500-700 gr per m2. Kolam diisi air hingga ketinggian 80-100 cm. Pada kanal pemasukan dipasang saringan berupa hapa halus untuk menghindari masuknya ikan liar
- Benih ditebarkan 3 hari sehabis pengisian air kolam dengan padat penebaran 100-150 ekor/m2
- Benih ikan diberi pakan berupa tepung hancuran pelet dengan takaran 10-20 % per hari yang mengandung lebih kurang 25% protein
- Lama pemeliharaan 2-3 minggu
- Benih yang dihasilkan ukuran 2-3 cm dan siap untuk pendederan lanjutan
Ikan Jelawat (Leptobarbus hoeveni) mertupakan ikan orisinil Indonesia yang terdapat dibeberapa sungai di kawasan Sumatra dan Kalimantan. Meskipun pemeliharaan ikan jelawat sudah usang dilakukan namun kurang nya ketenaran jenis ikan ini dan pasokan benih sepenuhnya masih mengandalkan hasil penangkapan dari perairan umum yang dilakukan pada animo hujan. Melihat aspek kebutuhan benih yang masih mengandalkan alam maka penguasaan teknologi pembenihan jenis ikan ini merupakan upaya yang pelu diaktifkan.
Ikan jelawat tidak setenar ikan lele, ikan mas dan nila. Ini wajar, alasannya ikan ini tidak ditemukan di setiap daerah, atau hanya di kawasan asalnya, ialah Sumatra, terutama Jambi dan kawasan sekitarnya, serta Kalimantan. Budidaya ikan jelawat perlu dikembangkan. Karena ikan yang berjulukan latin Leptobarbus hoevenii ini juga tetap dicari orang, terutama orang-orang yang pernah mencicipi dagingnya.
Namun, ikan jelawat sangat terkenal di Malaysia sebagai ikan hias. Sementara ikan yang sudah besar dipakai sebagai ikan konsumsi. Ikan ini bersifat omnivore yang cenderung herbivore. Untuk budidaya ikan jelawat, pakannya sanggup berupa pelet dan sedikit sayuran menyerupai selada air atau bayam.
Sekilas wacana budidaya ikan jelawat:
Penyuntikan pada induk betina dilakukan dua kali, ialah 0,3 ml/kg dan 0,6 ml/kg dengan interval waktu sekitar 7 jam. Telur yang dihasilkan cukup banyak, sanggup mencapai 100.000 butir untuk setiap induk seberat 1,5 kg. Aduk merata telur dan sperma dengan memakai bulu ayam atau kuas halus. Agar semua telur sanggup terbuahi dengan sperma, sebaiknya perbandingan jantan dan betina 3 : 2. Selanjutnya, basuh telur tersebut dengan air bersih. Telur yang sudah higienis siap untuk ditetaskan.
Penetasan telur dilakukan dalam wadah penetasan berbentuk yang corong dibentuk dari kain atau materi halus. Wadah ini diletakkan dalam kolam penetasan. Air akan dialirkan dari tetas corong selama telur ditetaskan. Telur yang mengumpul sulit atau tidak akan menetas. Penggantian air sanggup dilakukan dengan cara penyifonan secara hati-hati. jumlah air yang diganti cukup setengahnya saja. Pembesaran jelawat sanggup dilakukan dalam kolam sehabis berumur 30 hari.
Metode dan Cara Pembenihan Ikan Jelawat :
Pematangan Gonad
Pemijahan
Pemijahan jelawat sanggup dilakukan scara alami dan buatan. Dalam paket teknologi ini dilakukan pemijahan buatan.
Penetasan
Pemeliharaan Larva
Pendederan
0 Response to "Cara Budidaya Ikan Jaelawat"
Posting Komentar