Cara Pembibitan Udang Windu
Menyiapkan Benih (Benur)
Benur/benih Budidaya udang sanggup didapat dari daerah pembenihan (Hatchery) atau dari alam.
Di alam terdapat dua macam golongan benih udang windu (benur) menurut ukurannya, yaitu :
a. Benih yang masih halus, yang disebut post larva.
Terdapat di tepi-tepi pantai. Hidupnya bersifat pelagis, yaitu berenang dekat permukaan air. Warnanya coklat kemerahan. Panjang 9-15 mm. Cucuk kepala lurus atau sedikit melengkung menyerupai karakter S dengan bentuk keseluruhan menyerupai jet. Ekornya membentang menyerupai kipas.
b. Benih yang sudah besar atau benih agresif yang disebut juvenil.
Biasanya telah memasuki muara sungai atau terusan. Hidupnya bersifat benthis, yaitu suka berdiam bersahabat dasar perairan atau kadang menempel pada benda yang terendam air. Sungutnya berbelang-belang selangseling coklat dan putih atau putih dan hijau kebiruan. Badannya berwarna biru kehijauan atau kecoklatan hingga kehitaman. Pangkal kaki renang berbelang-belang kuning biru.
Cara Penangkapan Benur:
a. Benih yang halus ditangkap dengan memakai alat belabar dan seser.
- Belabar ialah rangkaian memanjang dari ikatan-ikatan daun pisang kering, rumput-rumputan, merang, atau pun bahan-bahan lainnya.
- Kegiatan penangkapan dilakukan apabila air pasang.
- Belabar dipasang tegak lurus pantai, dikaitkan pada dua buah patok, sehingga terayun-ayun di permukaan air pasang.
. Benur yang baik mempunyai tingkat kehidupan (Survival Rate/SR) yang tinggi, daya penyesuaian terhadap perubahan lingkungan yang tinggi, berwarna tegas/tidak pucat baik hitam maupun merah, aktif bergerak, sehat dan mempunyai alat badan yang lengkap. Uji kualitas benur sanggup dilakukan secara sederhana, yaitu letakkan sejumlah benur dalam wadah panci atau bejana yang diberi air, aduk air dengan cukup kencang selama 1-3 menit. Benur yang baik dan sehat akan tahan terhadap adukan tersebut dengan berenang melawan arus putaran air, dan sehabis arus berhenti, benur tetap aktif bergerak.
- Atau hanya diikatkan pada patok di salah satu ujungnya, sedang ujung yang lain ditarik oleh si penyeser sambil dilingkarkan mendekati ujung yang terikat. Setelah bulat cukup kecil, penyeseran dilakukan di sekitar belabar.
b. Benih agresif ditangkapi dengan alat seser pula dengan cara langsung diseser atau dengan alat bantu rumpon-rumpon yang dibentuk dari ranting pohon yang ditancapkan ke dasar perairan. Penyeseran dilakukan di sekitar rumpon.
Pembenihan secara alami dilakukan dengan cara mengalirkan air bahari ke dalam tambak. Biasanya dilakukan oleh petambak tradisional. Benih udang/benur yang didapat dari pembibitan haruslah benur yang bermutu baik. Adapun sifat dan ciri benur yang bermutu baik yang didapat dari daerah pembibitan adalah:
a. Umur dan ukuran benur harus seragam.
b. Bila dikejutkan benur sehat akan melentik.
c. Benur berwarna tidak pucat.
d. Badan benur tidak bengkok dan tidak cacat.
2) Perlakuan dan Perawatan Benih
a. Cara pemeliharaan dengan sistem kolam terpisah
Pemeliharaan larva yang baik ialah dengan sistem kolam terpisah, yaitu kolam diatomae, kolam induk, dan kolam larva dipisahkan.
- Kolam Diatomae
Diatomae untuk masakan larva udang yang merupakan hasil pemupukan ialah spesies Chaetoceros, Skeletonema dan Tetraselmis di dalam kolam volume 1000-2000 liter. Spesies diatomae yang agak besar diberikan kepada larva periode mysis, walaupun lebih menyukai zooplankton.
- Kolam Induk
Kolam yang berukuran 500 liter ini berisi induk udang yang mengandung telur yang diperoleh dari laut/nelayan. Telur biasanya keluar pada malam hari. Telur yang sudah dibuahi dan sudah menetas menjadi nauplius, dipindahkan.
- Kolam Larva
Kolam larva berukuran 2.000-80.000 liter. Artemia/zooplankton diambil dari kolam diatomae dan diberikan kepada larva udang mysis dan post larva (PL5-PL6).
Artemia kering dan udang kering diberikan kepada larva periode zoa sampai (PL6). Larva periode PL5-PL6 dipindah ke petak buyaran dengan kepadatan 32-1000 ekor/m2, yang setiap kalidiberi makan artemia atau masakan buatan, lalu PL20-PL30 benur sanggup dijual atau ditebar ke dalam tambak.
b. Cara Pengipukan/pendederan benur di petak pengipukan
- Petak pendederan benur merupakan sebagian dari petak pembesaran udang (± 10% dari luas petak pembesaran) yang terletak di salah satu sudutnya dengan kedalaman 30-50 cm, suhu 26-31derajat C dan kadar garam 5-25 permil.
- Petak terbuat dari daun kelapa atau daun nipah, supaya benur yang masih lemah terlindung dari terik matahari atau hujan.
- Benih yang gres datang, diaklitimasikan dulu. Benih dimasukkan dalam bak plastik atau kolam kayu yang diisi air yang kadar garam dan suhunya hampir sama dengan keadaan selama pengangkutan. Kemudian secara berangsur-angsur air tersebut dikeluarkan dan diganti dengan
air dari petak pendederan.
- Kepadatan pada petak Ini 1000-3000 ekor. Pakan yang diberikan berupa adonan telur ayam rebus dan daging udang atau ikan yang dihaluskan.
- Pakan aksesori berupa pellet udang yang dihaluskan. Pemberian pelet dilakukan sebanyak 10-20 % kali jumlah berat benih udang per hari dan diberikan pada sore hari. Berat benih halus ± 0,003 gram dan berat benih agresif ± 0,5-0,8 g.
- Pellet sanggup terbuat dari tepung rebon 40%, dedak halus 20 %, bungkil kelapa 20 %, dan tepung kanji 20%.
- Pakan yang dipe rlukan: secangkir pakan untuk petak pengipukan/pendederan seluas 100 m2 atau untuk 100.000 ekor benur dan diberikan 3-4 kali sehari.
c. Cara Pengipukan di dalam Hapa
- Hapa ialah kotak yang dibentuk dari jaring nilon dengan mata jaring 3-5 mm supaya benur tidak sanggup lolos.
- Hapa dipasang terendam dan tidak menyentuh dasar tambak di dalam petak-petak tambak yang pergantian airnya gampang dilakukan, dengan cara mengikatnya pada tiang-tiang yang ditancamkan di dasar petak tambak itu. Beberapa buah hapa sanggup dipasang berderet-deret pada suatu petak tambak.
- Ukuran hapa sanggup diadaptasi dengan kehendak, contohnya panjang 4-6 m, lebar 1-1,5 m, tinggi 0,5-1 m.
- Kepadatan benur di dalam hapa 500-1000 ekor/m2.
- Pakan benur sanggup berupa kelekap atau lumut-lumut dari petakan tambak di sekitarnya. Dapat juga diberi pakan buatan berupa pelet udang yang dihancurkan dulu menjadi serbuk.
- Lama pemeliharaan benur dalam ipukan 2-4 minggu, sampai panjangnya 3-5 cm dengan persentase hidup 70-90%.
- Jaring sebagai dinding hapa harus dibersihkan seminggu sekali.
- Hapa sangat mempunyai kegunaan bagi petani tambak, yaitu untuk daerah aklitimasi benur, atau sewaktu-waktu dipergunakan menampung ikan atau udang yang dikehendaki supaya tetap hidup.
d. Cara pengangkutan:
Pengangkutan memakai kantong plastik:
- Kantong plastik yang berukuran panjang 40 cm, lebar 35 cm, dan tebal ,008 mm, diisi air 1/3 bab dan diisi benih 1000 ekor.
- Kantong plastik diberi zat asam hingga menggelembung dan diikat dengan tali.
- Kantong plastik tersebut dimasukkan dalam kotak kardus yang diberi styrofore foam sebagai penahan panas dan kantong plastik kecil yang berisi pecahan-pecahan es kecil yang jumlahnya 10% dari berat airnya.
- Benih sanggup diangkut pada suhu 27-30 derajat C selama 10 jam perjalanan dengan angka maut 10-20%.
Pengangkutan dengan memakai jerigen plastik:
- Jerigen yang dipakai yang berukuran 20 liter.
- Jerigen diisi air setengah bagiannya dan sebagian lagi diisi zat asam bertekanan lebih.
- Jumlah benih yang sanggup diangkut antara 500-700 ekor/liter. Selama 6-8 jam perjalanan, angka kematiannya sekitar 6%.
- Dalam perjalanan jerigen harus ditidurkan, supaya permukaannya menjadi luas, sehingga benurnya tidak bertumpuk.
- Untuk menurunkan suhunya sanggup memakai es batu.
e. Waktu Penebaran Benur
Sebaiknya benur ditebar di tambak pada waktu yang teduh
0 Response to "Cara Pembibitan Udang Windu"
Posting Komentar