Cara Budidaya Mentimun
Persiapan Lahan
Tanah diolah dengan dibajak atau dicangkul buat guludan dengan tinggi 50 cm, lebar 120 cm, jarak antar guludan 40 cm. Pemakaian mulsa plastik disarankan untuk menerima hasil yang lebih baik. Pupuk dasar diberikan 4 - 7 hari sebelum tanam, yaitu SP - 36 20 g/tan. Dan ZK plus 10 g/ tanaman.
SYARAT PERTUMBUHAN
Iklim
Adaptasi mentimun pada banyak sekali iklim cukup tinggi, namun pertumbuhan optimum pada iklim kering. Cukup menerima sinar matahari, temperatur (21,1 - 26,7)°C dan tidak banyak hujan. Ketinggian optimum 1.000 - 1.200 mdpl.
Media Tanam
Tanah gembur, banyak mengandung humus, tata air baik, tanah gampang meresapkan air, pH tanah 6-7.
PEDOMAN TEKNIS BUDIDAYA
Pembibitan
a. Siapkan Natural GLIO dan campurkan dengan pupuk sangkar matang, diamkan 1 minggu.
b. Siapkan tanah halus dan pukan sanggup diganti SUPERNASA / POC NASA yang telah dicampur Natural GLIO (tanah : pukan = 7:3) dan masukkan polybag.
c. Rendam benih dalam larutan POC NASA dan air hangat (2cc/l) selama 30 menit.
d. Peram selama 12 jam. Setiap benih yang berkecambah dipindahkan ke polibag sedalam 0,5-1 cm.
e. Polybag dinaungi plastik bening dan bibit disiram dua kali sehari.
f. Semprotkan POC NASA (2cc/l air) pada 7 hss.
g. Setelah berumur 12 hari atau berdaun 3-4 helai, bibit dipindahkan ke kebun.
3.2. Pengolahan Media Tanam
a. Bersihkan lahan dari gulma, rumput, pohon yang tidak diperlukan.
b. Berikan kalsit/dolomit (pH tanah <6>3.3. Penanaman
- Siram bibit dalam polibag dengan air
- Keluarkan bibit bersama medianya dari polibag.
- Tanamkan bibit di lubang tanam dan padatkan tanah di sekitar batang.
Penanaman
1. Pembuatan lubang tanam dua baris atau double rows 60 x 40 cm, lubang pupuk sanggup ditugal 5 cm disamping lubang tanam.
2. Benih ditanam sedalam 1 cm, 2 benih perlubang tanam.
3. Benih ditutup dengan bubuk jerami pada ekspresi dominan kemarau dan pada ekspresi dominan hujan dengan bubuk ditambah pupuk kandang.
4. Penyulaman dilakukan secepatnya supaya pertumbuhan tumbuhan seragam.
Pemeliharaan Tanaman
- Tanaman yang rusak atau mati dicabut dan segera disulam dengan tumbuhan yang baik.
- Bersihkan gulma (bisa bersama waktu pemupukan).
- Pasang ajir pada 5 hst ( hari sehabis tanam ) untuk merambatkan tanaman.
- Daun yang terlalu lebat dipangkas, dilakukan 3 ahad sehabis tanam pada pagi atau sore hari.
- Pengairan dan Penyiraman rutin dilakukan setiap pagi dan sore hari dengan cara di siram atau menggenangi lahan selama 15-30 menit. -Selanjutnya pengairan hanya dilakukan kalau diharapkan dan diintensifkan kembali pada masa pembungaan dan pembuahan.
Pemupukan:
Waktu | Pupuk (kg) | |||
TSP | Urea | KCL | Pukan | |
Pupuk Dasar | 150 | 150 | 150 | 20.000 |
3-5 hst | 100 | 150 | 100 | |
10 hst | 250 | 300 | 100 | |
Setelah berbunga | 250 | 250 | ||
Setelah Panen I | 100 | 100 | ||
POC NASA + Hormonik (Mulai umur 2–10 minggu) | Disemprotkan ke daun :
| |||
Hama dan Penyakit
Hama
a. Oteng-oteng atau Kutu Kuya (Aulocophora similis Oliver).
Kumbang daun berukuran 1 cm dengan sayap kuning polos. Gejala : merusak dan memakan daging daun sehingga daun bolong; pada serangan berat, daun tinggal tulangnya. Pengendalian : Natural BVR atau PESTONA.
b. Ulat Tanah (Agrotis ipsilon)
Ulat ini berwarna hitam dan menyerang tumbuhan terutama yang masih muda. Gejala: Batang tumbuhan dipotong disekitar leher akar.
c. Lalat buah (Dacus cucurbitae Coq.)
Lalat cerdik balig cukup akal berukuran 1-2 mm. Lalat menyerang mentimun muda untuk bertelur, Gejala: memakan daging buah sehingga buah gila dan membusuk. Pengendalian : Natural METILAT.
d. Kutu daun (Aphis gossypii Clover)
Kutu berukuran 1-2 mm, berwarna kuning atau kuning kemerahan atau hijau gelap hingga hitam. Gejala: menyerang pucuk tumbuhan sehingga daun keriput, kerititing dan menggulung. Kutu ini juga penyebar virus. Pengendalian : Natural BVR atau PESTONA
Penyakit
a. Busuk daun (Downy mildew)
Penyebab : Pseudoperonospora cubensis Berk et Curt. Menginfeksi kulit daun pada kelembaban udara tinggi, temperatur 16 - 22°C dan berembun atau berkabut. Gejala : daun berbercak kuning dan berjamur, warna daun akan menjadi coklat dan busuk. Pengendalian : Pemberian Natural GLIO sebelum tanam.
b. Penyakit tepung (Powdery mildew )
Penyebab : Erysiphe cichoracearum. Berkembang kalau tanah kering di ekspresi dominan kemarau dengan kelemaban tinggi. Gejala : permukaan daun dan batang muda ditutupi tepung putih, kemudian bermetamorfosis kuning dan mengering. Pengendalian : Pemberian Natural GLIO sebelum tanam.
c. Antraknose
Penyebab : cendawan Colletotrichum lagenarium Pass. Gejala: bercak-bercak coklat pada daun. Bentuk bercak agak lingkaran atau bersudut-sudut dan menjadikan daun mati; tanda-tanda bercak sanggup meluas ke batang, tangkai dan buah. Bila udara lembab, di tengah bercak terbentuk massa spora berwarna merah jambu. Pengendalian : Pemberian Natural GLIO sebelum tanam.
d. Bercak daun bersudut
Penyebab : cendawan Pseudomonas lachrymans. Menyebar pada ketika ekspresi dominan hujan. Gejala : daun berbercak kecil kuning dan bersudut; pada serangan berat seluruh daun yang berbercak bermetamorfosis coklat muda kelabu, mengering dan berlubang. Pengendalian : Pemberian Natural GLIO sebelum tanam.
e. Virus
Penyebab : Cucumber Mosaic Virus, CMV, Potato virus mosaic, PVM; Tobacco Etch Virus, TEV; otato Bushy Stunt Virus (TBSV); Serangga vektor ialah kutu daun Myzus persicae Sulz dan Aphis gossypii Glov. Gejala : daun menjadi belang hijau renta dan hijau muda, daun berkerut, tepi daun menggulung, tumbuhan kerdil. Pengendalian: dengan mengendalikan serangga vektor dengan Natural BVR atau PESTONA, mengurangi kerusakan mekanis, mencabut tumbuhan sakit dan rotasi dengan famili bukan Cucurbitaceae.
f. Kudis (Scab)
Penyebab : cendawan Cladosporium cucumerinum Ell.et Arth. Terjadi pada buah mentimun muda. Gejala : ada bercak berair yang mengeluarkan cairam yang kalau mengering akan menyerupai karet; bila menyerang buah tua, terbentuk kudis yang bergabus. Pengendalian : Pemberian Natural GLIO sebelum tanam.
g. Busuk buah
Penyebab : cendawan (1) Phytium aphinadermatum (Edson) Fizt.; (2) Phytopthora sp., Fusarium sp.; (3) Rhizophus sp., (4) Erwinia carotovora pv. Carotovora. Infeksi terjadi di kebun atau di kawasan penyimpanan. Gejala : (1) Phytium aphinadermatum: buah busuk berair dan kalau ditekan, buah pecah; (2) Phytopthora: bercak agak berair yang akan menjadi lunak dan berwarna coklat dan berkerut; (3) Rhizophus: bercak agak besah, kulit buah lunak ditumbuhi jamur, buah gampang pecah; (4) Erwinia carotovora: buah membusuk, hancur dan berbau busuk. Pengendalian: dengan menghindari luka mekanis, penanganan pasca panen yang hati-hati, penyimpanan dalam wadah higienis dengan suhu antara 5 - 7 derajat C. Dan pemberian Natural GLIO sebelum tanam.
Panen
Ciri dan Umur Panen
Buah mentimun muda lokal untuk sayuran, asinan atau acar umumnya dipetik 2-3 bulan sehabis tanam, mentimun bibit unggul dipanen 42 hari sehabis tanam Mentimun Suri dipanen sehabis matang.
Cara Panen
Buah dipanen di pagi hari sebelum jam 9.00 dengan cara memotong tangkai buah dengan pisau tajam.
Periode Panen
Mentimun sayur dipanen 5 - 10 hari sekali tergantung dari varitas dan ukuran/umur buah yang dikehendaki.
0 Response to "Cara Budidaya Mentimun"
Posting Komentar