Budidaya Flora Buah Kecapi
Kandungan Kulit buahnya yang keras itu mungkin tipis atau tebal, dan rasa daging buahnya bervariasi dari cantik hingga asam. Di Filipina, buah yang berasal dari pohon tanpa seleksi var. ‘Alami’ (dinamakan demikian untuk membedakannya dengan kultivar introduksi “Bangkok”) mengandung daging buah kurang lebih 53%. Setiap 100 g pecahan yang sanggup dimakan mengandung: air 83,9 g, protein 0,7 g, lemak 1 g, karbohidrat 13,7 g, serat 1,1 g, debu 0,7 g, kalsium 11 mg, fosfor 20 mg, besi 1,2 mg, kalium 328 mg, dan vitamin C 14 mg. Nilai kalorinya sebesar 247 kJ/100 g. Deskripsi Berperawakan pohon setengah meranggas, tingginya mencapai 30 m, diameter batangnya 90 cm, mengandung getah ibarat susu. Daunnya berselang-seling, beranak daun tiga helai, bertangkai panjang, panjang tangkainya mencapai 18,5 cm, anak daunnya berbentuk jorong hingga lonjong-bundar-telur, anak daun ujungnya berukuran (6-26) cm x (3-16) cm, tangkainya 2-9 cm panjangnya, anak daun sampingnya berukuran (4-20) cm x (2-15) cm, tangkainya mencapai panjang 1 cm, melancip ke ujungnya, membulat atau sedikit runcing pada pecahan pangkalnya, lembaran anak daun sebelah atas berwarna hijau berkilat, sebelah bawah berwarna hijau pucat. Perbungaannya bertipe malai berada di ketiak daun, panjangnya sanggup mencapai 2 5 cm; bunganya biseksual, berwarna hijau kekuning-kuningan, berukuran kirakira 1 cm x 1,3 cm; daun kelopaknya berbentuk cawan, bercuping 5, daun mahkotanya 5 helai, berbentuk lanset sungsang, panjangnya kira-kira 1 cm; tabung benang sarinya berbentuk silinder dengan ujungnya berbentuk 10 gigi yang terpisah, kepala sarinya 10 butir, putiknya terdiri atas kepala putik yang besar, tangkas putik yang lampai dan panjang, serta bakal buah yang beruang 5, dikelilingi oleh sebuah cakram yang ‘laciniate’, berwarna kekuning-kuningan. Buahnya bertipe buah buni, berbentuk bulat pipih, berdiameter 5-6 cm, berwarna kuning keemasan, berbulu halus; daging buah pecahan luarnya tebal dan keras, berwarna merah daging dan rasanya agak asam; daging buah pecahan dalam lunak, berwarna putih, rasanya asam hingga manis, biasanya menempel pada biji. Bijinya 2-5 butir per buah, berbentuk bulat telur, sungsang, berwarna coklat berkilat, berukuran besar; keping bijinya berwarna merah.
Manfaat
Buah kecapi biasanya dimakan dalam keadaan segar, atau diolah menjadi manisan, ‘chutney’, selai, jeli ‘marmelade’, juga diawetkan atau dipakai dalam hidangan-hidangan sebagai pengharum alami. Baik kulit buah maupun daging buah (yang mungkin menempel pada biji atau terlepas) sanggup dimakan. Buah kecapi beraneka macam, ada yang kulit buah atau daging buahnya lebih tebal dan rasanya lebih enak. Pohonnya merupakan tumbuhan peneduh yang istimewa dan memiliki nilai seni yang tinggi. Kayunya dipakai untuk konstruksi bangunan, kerajinan kayu, dan untuk menciptakan perabotan rumah tangga serta peralatan lainnya. Daun segar bila digosokkan pada kulit yang bermanfaat sebagai peluruh keringat, dan rebusannya dipakai untuk obat demam. Serbuk kulit batangnya sangat mujarab untuk pengobatan cacing gelang. Akarnya memiliki khasiat antidiare, untuk meredakan kekejangan, mengeluarkan angin dari perut, obat sakit perut, dan merupakan resep dokter sebagai obat umum penguat tubuh untuk perempuan sehabis melahirkan.
Syarat Tumbuh
Kecapi ialah tumbuhan yang nakal dan tahan terhadap lingkungan tanpa pengairan, di daerah-daerah yang trend kemaraunya berkepanjangan. Pohonnya akan tumbuh baik di daerahdaerah yang distribusi curah hujannya merata, tetapi tidak ada data produksi untuk menawarkan apakah pembungaan dan pembuahannya diuntungkan atau dirugikan oleh keadaan vigornya itu. Kecapi dibudidayakan dari 0 m dpl. hingga ketinggian melebihi 1000 m dpl. Pertumbuhan yang baik akan terjamin pada tanah-tanah liat berlempung dan liat berpasir yang longgar dan gembur, dengan banyak humus.
Kecapi sanggup diperbanyak dengan benih atau penempelan, penyambungan, penyambungan lengkung, dan pencangkokan. Benihnya disebar dengan jarak 5 cm di bedengan pesemaian yang berisi pasir halus. Jika sepasang daun pertamanya telah dewasa, anakan sanggup dipindahtanamkan ke wadah sendiri-sendiri. Mengingat persentase perkecambahannya cenderung tinggi, benih sanggup juga disemaikan pribadi dalam wadah. Anakannya yang berumur 1 tahun atau kurang sanggup dipakai sebagai batang bawah, bila tingginya telah mencapai sekitar 40-50 cm. Penempelan tameng atau tambalan (shield or patch budding) dan penyambungan bail (wedge grafting) merupakan cara perbanyakan secara komersial. Pohon kecapi paling baik ditanam pada awal trend hujan. Di Thailand, jarak tanamnya berkisar antara 8 m x 5 m dan 12 m x 12 m. Jarak tanam yang rapat dipraktekkan untuk kebun buah kecapi secara komersial di dataran rendah delta tengah, yang di lahan itu pohonnya ditanam pada guludanguludan yang terpisah oleh parit-parit pengaliran air; tingginya permukaan air akan menolong mengatur pertumbuhan pohon. Untuk kebun buah komersial, perkembangan terakhir ialah penanaman berkerapatan tinggi dengan jarak tanamnya 4-6 m.
Pemeliharaan
Dianjurkan untuk mengadakan penyiangan yang teratur atau proteksi mulsa di sekeliling batang pohon kecapi. Selama 2-3 tahun pertama, 2-3 cabang utama sebaiknya diberi kesempatan untuk berkembang. Pengairan yang teratur merupakan hal yang kritis untuk tahun pertama sesudah penanaman, juga menguntungkan selama perkembangan bunga dan buah. Pemupukan pada tahun-tahun pertama memerlukan 100-200 g amonium sulfat sebulan sesudah penanaman dan sebelum berakhirnya trend hujan. Pohon-pohon muda yang sedang berbuah mendapat 200-500 gram pupuk beragam dua kali setahun. Pohon remaja memerlukan paling sedikit 2 kg pupuk beragam setiap pemakaian untuk menjaga pertumbuhan dan produksi buah. Di Thailand, buah muda dibungkus di pohonnya, untuk memperbaiki kualitas buah dan mencegah lalat buah meletakkan telurnya.
Hama dan Penyakit
Penyakit merah jambu, yang disebabkan oleh jamur Corticium salmonicolor merupakan penyakit yang biasa pada kecapi. Sel-sel kankernya sanggup diangkat sama sekali, dan luka-lukanya ditutup dengan fungisida tembaga sewaktu pohonnya sedang meluruhkan daunnya, sehingga ketika trend hujan tiba, tekanan infeksinya rendah. Tanaman yang masih berada di persemaian mungkin diserang oleh Phytophthora pha.reoli. Sterilisasi tanah atau proteksi fungisida sanggup memberantas penyakit ini. Hama yang paling berbahaya pada kecapi ialah tungau pembentuk bisul, Eriophyes sandorici, yang sanggup diberantas dengan penyemprotan mitisida (miticide). Daun-daun yang gugur dari pohon yang terjangkit sebaiknya dibakar. Lalat buah oriental juga merupakan hama yang berbahaya, terutama pada kultivar yang buahnya berkulit tipis. Membungkus buah atau mengumpan lalat ialah tindakan pemberantasan yang dianjurkan.
Panen dan Pasca Panen
Panen Buah kecapi dipanen secara selektif ketika buah itu sudah menguning keemasan. Buah dipetik dengan dipanjat pohonnya atau dengan memakai sebatang galah bambu panjang berujung jaring. Hasil Di Filipina pohon kecapi yang berumur 30 tahun, yang ditanam dari benih sanggup menghasilkan buah sebanyak 18.000-24.000 butir per tahun. Dengan berat buah per butir 80 gr dan 100 pohon/ ha, perjuangan petani kecapi teoritis menghasilkan 1419 ton/ha per tahun. Penanganan pasca panen Segera sesudah dipanen buah kecapi dipilah-pilah dan dikemas dalam keranjang yang dilapisi dengan gedebog pisang, siap untuk diangkut ke pasar. Pada suhu ruang buah kecapi sanggup disimpan paling kurang 7 hari.
0 Response to "Budidaya Flora Buah Kecapi"
Posting Komentar