Budidaya Tikus Putih


Tikus putih yaitu hewan orisinil Asia, India, dan Eropa Barat, termasuk dalam keluarga rodentia, sehingga masih termasuk kerabat dengan hamster, gerbil, tupai, dan mahluk pengerat lainnya. Tikus (mus musculus) merupakan masakan yang paling digemari oleh reptilia alasannya kandungan gizinya lebih banyak dari pada katak. Makanan tikus putih yaitu biji-bijian, akar berdaging, daun, batang dan serangga. Tikus putih sering dipakai sebagai sarana penelitian biomedis, pengujian dan pendidikan. Kaitannya dengan biomedis, tikus putih dipakai sebagai model penyakit insan dalam hal genetika. Hal tersebut alasannya kelengkapan organ, kebutuhan nutrisi, metabolisme, dan bio-kimia-nya cukup bersahabat dengan manusia. Tikus putih yang dimaksud yaitu seekor tikus dengan seluruh badan dari ujung kepala hingga ekor serba putih, sedangkan matanya berwarna merah jambu. Selain tikus putih, jenis tikus yang sering dipakai untuk penelitian tikus putih besar (rattus norvegicus). Dilihat dari struktur anatomisnya, tikus putih mempunyai lima pasang kelenjar susu. Distribusi jaringan mammae menyebar, membentang dari garis tengah ventral atas panggul, dada dan leher. paru-paru kiri terdiri dari satu lobus, sedangkan paru kanan terdiri dari empat lobus.
Ternyata tikus putih alias mencit ini tidak hanya untuk pakan reptil saja. Tikus yang untuk pakan reptil yaitu tikus putih biasa atau tikus afkiran. Tikus putih juga biasa dipakai untuk penelitian. Banyak mahasiswa STIKES atau mahasiswa Kedokteran dan Farmasi yang memanfaatkan tikus putih sebagai objek penelitian.
Harga tikus putih untuk penelitian tentu saja jauh lebih tinggi daripada tikus untuk pakan. Karena tikus-tikus untuk penelitian biasanya memerlukan persyaratan khusus. Misalnya: keseragaman galur, umur, dan bobot tubuh. Cara pemeliharaannya pun juga sedikit berbeda, lebih diperhatikan problem kebersihan dan pakannya.
Permintaan tikus putih untuk penelitian ada spesifikasinya. Jenis tikus yang biasa untuk penelitian selain mencit (Mus musculus) yaitu tikus putih besar (Rat) dari spesies Rattus norvegicus. Tetapi sekali lagi bukan sembarang Rattus norvegicus yang diminta untuk penelitian. Galur/strain Rattus norvegicus yang biasa diminta untuk penelitian dari galur Wistar dan Sprague Dawley (SD). Umunnya penelitian mahasiswa di Indonesia memakai galur Wistar. 
Sekarang ini, perjuangan untuk mengembangbiakkan tikus putih sudah mulai marah. Hal ini dikarenakan fungsi tikus putih yang beraneka ragam, serta harganya yang semakin mahal. Usaha untuk mengembangbiakkan tikus putih bisa melalui perusahaan besar yang bertugas mensuplai kebutuhan laboratorium sebuah institusi pendidikan, serta dari perjuangan perorangan yang melihat bisnis budidaya tikus putih yaitu sebuah bisnis yang menjanjikan. Langkah pertama dalam budidaya tikus putih yaitu menyiapkan indukan. Indukan yang baik dan sehat, kemungkinan besar akan menghasilkan keturunan yang baik dan sehat. Untuk membudidayakan tikus putih tidak perlu memakai daerah khusus. Tikus putih hanya perlu ditempatkan di bak-bak plastik sederhana, dengan tetap memperhatikan sirkulasi udaranya. Tidak ada masakan khusus yang harus disediakan untuk budidaya tikus putih. Tetapi ada sebuah pengalaman dari seorang pakar yang telah berhasil membudidayakan tikus putih selama bertahun-tahun bahwa : taoge merupakan masakan yang bisa dikonsumsi oleh tikus putih untuk memperbanyak anakan tikus. Indukan yang diberi masakan taoge biasanya akan menghasilkan anakan yang sangat banyak. Rata-rata periode kehamilan tikus putih yaitu duapuluh hari. Pada masa itu, tikus putih yang sedang hamil harus dipisahkan dari tikus yang lain. Tujuannya yaitu menghindari terjadinya stress pada tikus yang sedang hamil. Setelah beberapa hari, indukan tikus akan segera melahirkan anaknya yang berwarna merah. Untuk tikus muda, sekali melahirkan bisa menghasilkan empat ekor anakan, dan untuk tikus remaja bisa menghasilkan sepuluh ekor anakan. Pada masa-masa itu, seorang peternak tikus putih harus selalu memperhatikan masakan bagi indukan tikus semoga gizinya terpenuhi. Bisa dibayangkan kalau seekor tikus untuk sekali melahirkan bisa menghasilkan empat hingga dengan sepuluh ekor anakan, serta hanya memerlukan waktu duapuluh hari untuk masa kehamilannya, perjuangan budidaya tikus putih akan berkembang dengan sangat cepat. Dan dengan pertimbangan kebutuhan tikus putih yang semakin usang semakin meningkat, menyebabkan peternak tikus putih semakin antusias untuk menyebarkan usahanya.

Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "Budidaya Tikus Putih"

Posting Komentar