Budidaya Ikan Air Tawar


Budidaya ikan air tawar merupakan perjuangan yang menjanjikan keuntungan. Salah satu tempat budidaya ikan air tawar ialah di Waduk Cirata, Cianjur, Jawa Barat. Budidaya ikan air tawar di tempat ini dilakukan mulai dari pembibitan hingga pembesaran ikan.

Salah seorang yang menekuni perjuangan budidaya ikan air tawar ialah Edi Mulyadi. Dia melaksanakan pembibitan di bak darat, hingga pembesaran ikan di keramba terapung.
Untuk mencapai lokasi budidaya ikan air tawar milik Edi sanggup mengambil arah ke Cianjur, kemudian menuju ke tempat Pantai Meleber, Cirata.
Keberhasilan perjuangan perikanan air tawar ditentukan oleh faktor lingkungan. Tanah liat atau  lempung sangat baik untuk pembuatan kolam. Demikian pula untuk tanah beranjangan atau  terapan dengan kandungan liatnya 30 persen.

Kedua jenis tanah tersebut sanggup menahan massa air yang besar dan tidak bocor. Faktor  lingkungan sanggup kuat terhadap cita rasa ikan, contohnya bacin tanah atau lumpur.

Hal lain yang sangat penting diperhatikan dalam kecerdikan daya ikan air tawar ialah mutu air.  Sumber air sanggup berasal dari air sungai, hujan, atau tanah. Mutu air yang dibutuhkan untuk  kecerdikan daya ikan air tawar haruslah memenuhi beberapa persyaratan berikut: oksigen terlarut  sekitar 5-6 ppm, karbondioksida terlarut kurang dari 25 ppm, pH antara 6,7-8,6, suhu 25- 30oC dengan perbedaan suhu antara siang dan malam tidak lebih dari 5oC, serta tidak  terkontaminasi materi kimia beracun, minyak, atau limbah pabrik.

Air yang terlalu keruh tidak baik untuk kehidupan ikan alasannya ialah endapan lumpurnya terlalu  tebal dan pekat, sehingga sanggup mengganggu penglihatan ikan dalam air dan menyebabkan  nafsu makannya berkurang. Semakin banyak dan bermacam-macam biota air yang terdapat di dalam  perairan, semakin tinggi tingkat kesuburannya.

Budi daya ikan air tawar lebih gampang dibandingkan dengan ikan air laut. Sebagai contoh  kecerdikan daya ikan mas sangat gampang sekali dilakukan alasannya ialah toleransi terhadap lingkungan  sangat tinggi. Meski demikian, dalam kenyataannya perkembangan ketersediaan dan  konsumsi ikan air maritim lebih besar daripada ikan air tawar.

Kendala utama kecerdikan daya ikan air tawar ialah dibutuhkan waktu dan biaya yang cukup  tinggi. Komponen biaya meliputi: persiapan kolam, pemilihan induk, pemijahan, penetasan,  dan pendederan. Biaya lain yang dianggap cukup tinggi ialah untuk pakan dan  pemeliharaan terhadap hama dan penyakit ikan. 

Kolam pembibitan ini ada yang diperuntukkan untuk ikan mas, Budidaya Ikan Nila dan ikan gurame, mulai dari berbentuk larva hingga menjadi anakan ikan,
Di tempat ini anak ikan dipelihara selama setengah bulan, hingga berukuran tiga centimeter. Kemudian anak ikan yang berkualitas manis dipindahkan ke keramba terapung di Waduk Cirata.
Untuk menuju keramba terapung di Waduk Cirata harus memakai perahu. Lama perjalanan sekitar sepuluh menit. Barulah hingga ke keramba terapung milik Edi.
Di keramba terapung ini, Edi mempunyai 25 bak pembesaran ikan air tawar yang dijaga dua orang karyawannya. Ikan air tawar yang dibesarkan disini ikan nila, ikan mas, dan ikan gurame. Ikan nila sanggup dipanen dalam waktu tiga hingga empat bulan.
Biaya terbesar mengelola keramba terapung ialah penyediaan pakan ikan. Untuk makanan ikan, Edi menghabiskan 4 kwintal pelet dalam sehari.
Membesarkan ikan nila dan ikan mas menjanjikan laba yang lebih besar dibandingkan ikan air tawar lainnya. Karena itu, ikan nila dan ikan mas menjadi primadona. Di pasaran, harga ikan nila merah sekitar Rp 9 ribu per kilogram.
Namun apakah budidaya ikan air tawar ini sanggup menawarkan donasi bagi sektor perikanan? Atau mungkinkah subsektor perikanan, khususnya budidaya ikan air tawar akan terus eksis di negeri serumpun sebalai ini? Beberapa pertanyaan ibarat tersebut di atas mungkin akan timbul di benak kita. Jawabannya sanggup kita lihat sendiri, bahwa pemerintah daerah telah memulai untuk itu dan diharapkan masyarakat mau memulai budidaya ikan air tawar sanggup semakin marak seiring dengan memanfaatkan kolong-kolong eks penambangan timah yang tidak terpakai lagi. Walaupun hanya sebagian kecil masyarakat kita telah memulai menyebarkan budidaya ikan air tawar tersebut. Timbul pertanyaan mengapa budidaya ini hanya dilakukan oleh sebagian kecil dari masyarakat kita? Pasti ada duduk kasus atau kendala-kendala yang menjadi penyebabnya sehingga untuk budidaya ini jumlahnya sangat sedikit sekali. 
Namun memelihara ikan di keramba terapung ibarat ini bukannya tanpa resiko. Resiko terbesar ikan mati alasannya ialah terkena virus. Sejak tahun 2003 kemudian virus menyerang ikan peliharaan disini. Edi yang telah menekuni perjuangan ini semenjak tahun 1996 kemudian juga terkena imbasnya. Dia sempat mempunyai 60 bak di tempat ini, namun sekarang menyusut hingga tinggal 25 bak saja.
Ikan air tawar yang dibesarkan di keramba terapung di Cirata ini dipasarkan ke Jjakarta, Jawa Barat dan Banten. diperkirakan sekitar 70 persen kebutuhan ikan air tawar di tempat Jakarta, Bogor, Tangerang dan Bekasi dipasok dari tempat ini.
Ikan nila dipasarkan dalam keadaan mati dan dibekukan dengan memakai es balok. Sedangkan ikan mas dipasarkan dalam keadaan hidup dengan dimasukkan kedalam kantong plastik yang diberi oksigen.
Kolam ikan terapung yang dikelola Edi dalam sebulannya sanggup menghasilkan satu ton ikan nila, satu ton ikan mas dan setengah ton ikan gurame.

Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "Budidaya Ikan Air Tawar"

Posting Komentar